ketika saraswati terukir di baruna suci
deru bayu berkoar menggulung ombak
mega nya gelombang menyeka bebatuan
menebas kedamaian
serta menghempas sampan nelayan
serentak samsara datang melanda
para sudra porak poranda
meninggalkan esensi dalam theoria
seakan mencucurkan tajuk nelangsa
kasta pun tak dapat menjadi ksatria
kami hanya bersimpuh menanti sang soma
berharap syiwa pupus lalu sirna
meraibkan petaka hingga mencapai mokhsa
akhirnya sang dewa merduk menggema
menumpas duka dan lara
mengurung anubis yang merajalela
bahkan membungkus prahara yang fenomena
Senin, 27 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar